Feniks (bahasa Yunani: Φοίνικας– Phoínikas, bahasa Latin: Phoenix, bahasa Belanda: Feniks, bahasa Perancis: Phénix) dalam mitologi Mesir adalah sejenis burung api legendaris yang keramat. Burung api ini digambarkan memiliki bulu yang sangat indah berwarna merah dan keemasan.
Feniks dikatakan dapat hidup selama 500 atau 1461 tahun.
Setelah hidup selama itu, Feniks membakar dirinya sendiri. Setelah itu,
dari abunya, munculah burung Feniks muda. Siklus hidup burung Feniks
seperti itu (renkarnasi), bangkit kembali setelah mati, lalu muncul
sebagai sosok yang baru.
Feniks merupakan simbol dari keabadian, lambang dari siklus kehidupan setelah mati, dan simbol dari kebangkitan tubuh setelah mati.
Feniks menjadi simbol suci pemujaan terhadap Dewa matahari di Heliopolis, Mesir. Burung Feniks simbol dari "Dewa Matahari
Tuesday, May 14, 2013
Pegasus
Pegasus (Yunani: Πήγασος; Pégasos) adalah seekor kuda jantan bersayap yang merupakan putra Poseidon dan Medusa dalam mitologi Yunani.[1] Poseidon memperkosa Medusa sehingga Athena mengubah Medusa menjadi monster.[2] Pegasus banyak dijumpai di dalam karya-karya seni baik Yunani, Romawi maupun Mesopotamia.
Pegasus merupakan makhluk yang wujudnya menggambarkan adanya hubungan
antara dewa-dewa dan iblis atau monster di dalam dunia kuno dan dunia
klasik.[1]
Pegasus membantu Bellerofon sang pahlawan dalam perlawanannya melawan Chimaera dan bangsa Amazon. Suatu ketika, Bellerofon mencoba menerbangkan pegasus ke Olympus sehingga para dewa menghukumnya dan menjatuhkan Bellerofon dari Pegasus. Sejak saat itu, Pegasus menjadi pembawa petir untuk Zeus.
Pegasus membantu Bellerofon sang pahlawan dalam perlawanannya melawan Chimaera dan bangsa Amazon. Suatu ketika, Bellerofon mencoba menerbangkan pegasus ke Olympus sehingga para dewa menghukumnya dan menjatuhkan Bellerofon dari Pegasus. Sejak saat itu, Pegasus menjadi pembawa petir untuk Zeus.
Minotaur
Dalam mitologi Yunani, Minotaur (bahasa Yunani: Μινόταυρος, Minótauros) adalah monster berbentuk manusia yang berkepala banteng. Wujudnya ini adalah akibat dari kutukan atas Minos, Raja Kreta. Karena banteng yang harus dia berikan kepada Dewa Poseidon, ia sembunyikan sehingga Poseidon menjatuhkan kutukan kepada istri Minos. Istri Minos, Pasifae, dibuat jatuh cinta kepada banteng tersebut. Dengan meminta bantuan dari Daidalos,
Pasifae meminta dibuatkan tiruan banteng betina. Dia kemudian masuk ke
dalam banteng tiruan, untuk bercinta dengan banteng tersebut. Maka
Pasifae mengandung bayi dari hubungannya dengan banteng tersebut, yaitu
Minotaur. Monster ini tinggal di tengah labirin yang rumit yang
dirancang oleh arsitek Daidalos untuk menyimpan sang Minotaur. Setiap tahun, penduduk kota Athena harus mengirim tujuh pemuda dan tujuh gadis sebagai korban supaya tidak diserang oleh Kreta. Monster ini akhirnya dibunuh oleh Theseus, pahlawan Yunani yang menyamar menjadi salah satu korban. Sebelumnya, Thesus dibantu oleh Ariadne,
putri Raja Kreta, yang memberinya pedang dan segulung benang. Thesus
menggunakan benang itu untuk menyelusuri kembali jejaknya supaya bisa
keluar dari dalam labirin yang rumit dan menggunakan pedangnya untuk
membunuh Minotaur.
Gorgon
Dalam mitologi Yunani, Gorgon (Yunani: Γοργών atau Γοργώ, Gorgon/Gorgo) adalah makhluk perempuan yang menakutkan. Namanya berasal dari bahasa Yunani gorgós,
yang berarti "mengerikan." Meskipun penggambaran Gorgon berbeda-beda
dalam tiap literatur, nama Gorgon secara umum mengacu pada tiga saudari
yang memiliki rambut ular berbisa dan pandangan mata yang mampu membuat
makhluk apapun menjadi batu. Gorgon Stheno dan Euryale adalah abadi sedangkan Medusa tidak. Medusa dibunuh oleh Perseus.
Gorgon adalah makhluk yang populer dalam mitologi Yunani. Karena
dipercaya memiliki pandangan mata yang ajaib, patung Gorgon sering
dipasang pada benda atau bangunan untuk perlindungan
Hydra
Hidra (bahasa Yunani: Ὕδρα) merupakan seekor Drakon dalam mitologi Yunani. Monster ini berbentuk ular atau naga yang memiliki sembilan buah kepala.
Setiap salah satu kepalanya dipotong, maka kepala tersebut akan
tumbuh/membentuk satu atau dua buah kepala yang baru. Hidra juga
memiliki napas dan darah yang beracun.[1] Hidra bersarang di danau Lerna Di Argolid, karena itu makhluk ini disebut juga Hidra Lerna (Yunani:
Λερναία Ὕδρα (bantuan·info)). Tempat tersebut juga merupakan salah satu jalur masuk menuju dunia bawah.[2] Hidra merupakan keturunan Tifon dan Ekhidna.[3] Hidra dikalahkah oleh Herakles.

Satir
Dalam mitologi Yunani, Satir (bahasa Yunani:Σάτυροι; Sátyroi) adalah makhluk penghuni hutan-hutan dan pegunungan, dan memiliki hubungan yang dekat dengan Dewa Pan dan Dionisos dalam mitologi Yunani. Biasanya mereka berjenis kelamin pria.
Pemimpin mereka bernama Silenos, Dewa kecil yang mengatur kesuburan. Karakter Satir dalam mitologi Yunani sering disamakan dengan Faun dalam mitologi Romawi. Mereka sering dilukiskan sebagai manusia bertanduk dan berkaki kambing, rambutnya keriting, hidungnya pesek, ekornya tebal dan panjang, telinganya meruncing atau kadang-kadang seperti telinga kuda. Satir yang masih bocah belum memiliki tanduk yang sempurna sedangkan Satir yang tua sudah memiliki tanduk kambing yang sempurna. Biasanya Satir yang sering muncul dalam dongeng-dongeng berjenis kelamin pria, namun kadang-kadang ada Satir betina.
Karakter Satir muncul dalam beberapa pementasan, seperti: “Kiklopss” karya Euripides dan “Satir Yang Mencari” karya Sofokles.
Satir biasanya senang minum anggur, sehingga akrab dengan Dewa Dionisos. Mereka juga senang bermain seruling, castanet, bagpipe, atau simbal dan tergila-gila untuk menari bersama para nimfa yang mereka kagumi dan mereka idolakan. Mereka memiliki tarian khusus yang mereka sebut Sikinis
Satir tidak hidup abadi sehingga terkena dampak usia tua seperti manusia. Satir jantan yang sudah tua berjenggot dan kepalanya botak. Perilakunya jelek dan tidak senonoh seperti yang digambarkan dalam mitologi Yunani.
Pemimpin mereka bernama Silenos, Dewa kecil yang mengatur kesuburan. Karakter Satir dalam mitologi Yunani sering disamakan dengan Faun dalam mitologi Romawi. Mereka sering dilukiskan sebagai manusia bertanduk dan berkaki kambing, rambutnya keriting, hidungnya pesek, ekornya tebal dan panjang, telinganya meruncing atau kadang-kadang seperti telinga kuda. Satir yang masih bocah belum memiliki tanduk yang sempurna sedangkan Satir yang tua sudah memiliki tanduk kambing yang sempurna. Biasanya Satir yang sering muncul dalam dongeng-dongeng berjenis kelamin pria, namun kadang-kadang ada Satir betina.
Karakter Satir muncul dalam beberapa pementasan, seperti: “Kiklopss” karya Euripides dan “Satir Yang Mencari” karya Sofokles.
Satir biasanya senang minum anggur, sehingga akrab dengan Dewa Dionisos. Mereka juga senang bermain seruling, castanet, bagpipe, atau simbal dan tergila-gila untuk menari bersama para nimfa yang mereka kagumi dan mereka idolakan. Mereka memiliki tarian khusus yang mereka sebut Sikinis
Satir tidak hidup abadi sehingga terkena dampak usia tua seperti manusia. Satir jantan yang sudah tua berjenggot dan kepalanya botak. Perilakunya jelek dan tidak senonoh seperti yang digambarkan dalam mitologi Yunani.
Subscribe to:
Posts (Atom)